Panduan Bisnis di Internet

Managerial Skill Kepala Sekolah

Managerial skill dapat diartikan sebagai suatu keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin (manajer) yang berkaitan dengan proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, kepemimpinan dan pengendalian usaha para anggotanya (karyawan) serta pendayagunaan seluruh sumber-sumber daya yang dimiliki perusahaan dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

Dalam penelitiannya yang berjudul: “Identifikasi Faktor-Faktor Kemampuan Manajerial yang Diperlukan Dalam Implementasi School Based Management (SBM) Dan Implikasinya Terhadap Program Pembinaan Kepala Sekolah” Akdon (2002) menyatakan bahwa:

Kemampuan manajerial adalah seperangkat keterampilan teknis dalam melaksanakan tugas sebagai manajer sekolah untuk mendayagunakan segala sumber yang tersedia untuk mencapai tujuan sekolah secara efektif dan efisien.

Dalam menjalankan perilaku manajerialnya, kepala sekolah memiliki tiga jenis keterampilan. Untuk lebih jelasnya, Paul Hersey Cs. (Wahjosumidjo, 2003: 99) menyatakan bahwa:

Dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas manajerial paling tidak diperlukan tiga macam bidang keterampilan, yaitu: technical, human dan conceptual. Ketiga keterampilan manajerial tersebut berbeda-beda sesuai dengan tingkat kedudukan manajer dalam organisasi.

Hersey membedakan tiga macam jenjang manajer, yaitu: top manager, middle manager dan supervisory manager. Masing-masing jenjang manajer memerlukan tiga keterampilan tersebut. Untuk top manager, keterampilan yang dominan adalah konseptual. Sedang middle manager human skills mempunyai peranan yang paling besar. Technical skills sangat diperlukan manager tingkat supervisory.

a. Keterampilan Konseptual (Conceptual Skills)

Keterampilan konseptual yaitu kemampuan untuk melihat organisasi secara keseluruhan. Ini melingkupi kesanggupan untuk melihat dengan jelas peranan organisasi dalam situasi pembangunan yang menyeluruh, pemahaman tentang bagaimana berbagai fungsi dari organisasi bergantung satu sama lain, dan bagaimana perubahan-perubahan pada setiap bagian mempengaruhi semua yang lainnya. Singkatnya keterampilan konseptual bertalian dengan kemampuan yang diperlukan untuk partisipasi aktif dalam perumusan tujuan-tujuan dan maksud-maksud pokok usaha pendidikan. (Oteng Sutisna, 1993: 286).

Stephen P. Robbins (1998: 6) mengemukakan bahwa keterampilan konseptual merupakan “kemampuan mental untuk menganalisis dan mendiagnosis situasi yang rumit”.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat dipahami bahwa keterampilan konseptual kepala sekolah merupakan kemampuan mental seorang kepala sekolah dalam memahami kondisi organisasi sekolah secara keseluruhan. Hal ini diperjelas oleh Wahjosumidjo (2003:101) bahwa keterampilan konseptual kepala sekolah meliputi:

1) Kemampuan analisis.
2) Kemampuan berfikir rasional.
3) Ahli atau cakap dalam berbagai macam konsepsi.
4) Mampu menganalisis berbagai kejadian, serta mampu memahami berbagai kecenderungan.
5) Mampu mengantisipasi perintah.
6) Mampu menganalis macam-macam kesempatan dan problem-problem sosial.

b. Keterampilan Teknik (Technical Skills)

Stephen P. Robbins (1998:5) mengemukakan bahwa keterampilan teknis meliputi “Kemampuan dalam menerapkan pengetahuan atau keahlian spesialisasi”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa keterampilan teknis kepala sekolah merupakan keterampilan kepala sekolah dalam menerapkan pengetahuan yang dimilikinya. Hal ini diperjelas oleh Wahjosumidjo (2003:101) bahwa keterampilan teknis kepala sekolah meliputi:

1) Menguasai pengetahuan tentang metode, proses, prosedur dan teknik untuk melaksanakan kegiatan khusus.
2) Kemampuan untuk memanfaatkan serta mendayagunakan sarana, peralatan yang diperlukan dalam mendukung kegiatan yang bersifat khusus.

c. Keterampilan Manusiawi (Human Skills)

Stephen P. Robbins (1996:6) mengemukakan bahwa keterampilan manusiawi adalah “kemampuan bekerja sama, memahami, dan memotivasi orang lain, baik perorangan maupun dalam kelompok”.

Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa keterampilan manusiawi kepala sekolah merupakan keterampilan kepala sekolah dalam memahami dan memotivasi seluruh komponen sekolah. Hal ini diperjelas oleh Wahjosumidjo (2003:101) bahwa keterampilan manusiawi kepala sekolah meliputi:

1) Kemampuan untuk memahami perilaku manusia dan proses kerja sama
2) Kemampuan untuk memahami isi hati, sikap dan motif orang lain, mengapa mereka berkata dan berperilaku.
3) Kemampuan untuk berkomunikasi secara jelas dan efektif
4) Kemampuan menciptakan kerja sama yang efektif, kooperatif, praktis dan diplomatis.
5) Mampu berperilaku yang dapat diterima

Lanjuuuttttt......

Arti Istilah dan Rumusan Filsafat

Oleh : Fery Syahbana

Arti isilah filsafat

a. Dari segi bahasa

1) Bahasa Yunani : Philosophy, yang berasal dari kata Philen (cinta) dan Sophes (hikmat atau wisdom). artinya hikmat kepada ilmu pengetahuan.

2) Bahasa Arab atau, artinva hikmah.

3) Bahasa Indonesia : Filsafat. Sedangkan menurut Poedjawiatna (Abbas, 1981 : 2), menyatakan bahwa Filsafat berasal dari kata Philosofia (bahasa Yunani). Dimana Philo artinya Cinta dan Sofia artinya bijaksana atau pandai. Jadi Philosofia adalah cinta seluas-luasnya atau keinginan yang diusahakan untuk mencapai cita-cita/cinta kepada kebijaksanaan.

b. Dari segi praktis atau pemakaian.

1) Ilmu yang menyelidiki fakta-fakta atau prinsip-prinsip dari kenyataan (reality) dari tabiat serta tingkah laku manusia.

2) Ilmu yang eliputi logika, etikia, estetika, metafisika dan teori ilmu pengetahuan (epistimologi).

3) llmu yang mempelajari suatu sikap terhadap aktivitas seseorang.

c. Definisi filsafat menurut para ahli

1) Plato (427-348 SM) yang dikutip dari Ismaun (2004: 4). Filsafat yaitu ilmu pengetahuan yang berminat mencapai kehenaran asli.

2) Harun Nasution (Abas, 1981: 4) Filsafat adalah berfikir menurut tata tertib (logika) dengan batas (tidak terikat pada tradisi, dogma dan agama) sehingga sampai ke dasar persoalan.

3) Katsoff, Louis O. (Soejono Soemargono, 2004 : 17), Filsafat adalah perenungan yang berusaha menyususn sebuah bagan konsepsional jenis tertentu.

Rumusan Filsafat

Sumber dari filsafat adalah manusia,. dalam hal ini akal dan qolbu manusia yang sehat yang berusaha keras dengan sungguh-suqguh untuk mencari kebenaran dan akhirnva memperoleh kebenaran.

Proses mencari kebenaran itu melalui berbagai tahap, yang pertama manusia berspekulasi dengan pemikirannya tentang semua iulmu pengetahuan. Tahap kedua dari berbagai spekulasi disaring beberapa buah pikiran yang dapat diandalkan. Tahap kedua dari berbagai spekulasi disaring beberapa buah pikiran yang dapat diandalkan. Pada tahap ketiga buah pikiran ini menjadi titik awal dalam mencari kebenaran (penjelajahan pengetahuan yang didasari kebenaran), kemudian berkembang sebagai ilmu pengetahuan, antara lain: Matematika, Fisika, Hukum Politik, dan lain-lain.

Namun Ismaun (2004: 6) menekankan bahwa sebagai makhluk Tuhan manusia tidak ada yang sempurna, kebnenaran yang dicapai manusia bersifat relatif atau nisbi, tetapi bukan berarti semua hasil perkiraan manusia itu tidak ada yang benar (tidak mutlak).

Lanjuuuttttt......

Sekolah Efekfif

Fery Syahbana, M.Pd

Kajian sejumlah literatur yang membahas tentang sekolah efektif akan dijumpai rumusan pengertian yang bermacam-macam. Sekolah efektif menurut Prince George County Public Schools (Taylor, 1990) adalah sekolah yang semua sumber dayanya diorganisasikan dan dimanfaatkan untuk menjamin semua siswa, tanpa memandang ras, jenis kelamin, maupun status sosial-ekonomi, dapat mempelajari materi kurikulum yang esensial di sekolah itu. Rumusan pengertian ini lebih diorientasikan pada pengoptimalan pencapaian tujuan pendidikan sebagaimana termuat kurikulum.

Pengertian lain tentang sekolah efektif dikemukakan oleh Cheng (1994) yakni sekolah efektif menunjukkan pada kemampuan sekolah dalam menjalankan fungsinya secara maksimal, baik fungsi ekonomis, fungsi sosial-kemanusiaan, fungsi politis, fungsi budaya maupun fungsi pendidikan. Fungsi ekonomis sekolah adalah memberi bekal kepada siswa agar dapat melakukan aktivitas ekonomi sehingga dapat hidup sejahtera. Fungsi sosial kemanusiaan sekolah adalah sebagai media bagi siswa untuk beradaptasi dengan kehidupan masyarakat. Fungsi politis sekolah adalah sebagai wahana untuk memperoleh pengetahuan tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara. Fungsi budaya adalah media untuk melakukan transmisi dan transformasi budaya. Adapun fungsi pendidikan adalah sekolah sebagai wahana untuk proses pendewasaan dan pembentukkan kepribadian siswa.

Fungsi-fungsi tersebut ada yang menjadi fungsi umum (notice function), dalam arti berlaku bagi semua jenis dan/atau jenjang sekolah, dan ada pula yang lebih menonjol pada jenis-jenis sekolah tertentu (distinctive function), seperti pada sekolah-sekolah yang memiliki ciri keagamaan, sekolah-sekolah kejuruan, atau jenis-jenis sekolah lainnya. Oleh karena kata efektif itu sendiri mengandung pengertian tentang derajat pencapaian tujuan yang ditetapkan, maka upaya perumusan konstruk dan indikator efektivitas sekolah tidak dapat dilepaskan dari konsep tentang kemampuan (kompetensi) yang hendak dikembangkan melalui pendidikan di sekolah.

Dengan memperhatikan empat pilar pendidikan di atas, berbagai kelemahan yang berkembang di masyarakat, dan dengan mempertimbangkan akar budaya masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama, maka sekolah di Indonesia seharusnya dikembangkan untuk membantu siswanya menguasai kompetensi yang berguna bagi kehidupannya di masa depan, yaitu: (a) kompetensi keagamaan, meliputi pengetahuan, sikap dan keterampilan keagamaan yang diperlukan untuk dapat menjalankan fungsi manusia sebagai hamba Allah Yang Maha Kuasa dalam kehidupan sehari-hari, (b) kompetensi akademik, meliputi pengetahuan, sikap, kemampuan, dan keterampilan yang diperlukan untuk dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan jenjang pendidikannya, (c) kompetensi ekonomi, meliputi pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan ekonomi agar dapat hidup layak di dalam masyarakat, dan (d) kompetensi sosial pribadi, meliputi pengetahuan, sistem nilai, sikap dan keterampilan untuk dapat hidup adaptif sebagai warga negara dan warga masyarakat internasional yang demokratis.

Sekolah harus dipahami sebagai satu kesatuan sistem pendidikan yang terdiri atas sejumlah komponen yang saling bergantung satu sama lain. Dengan demikian, pengembangan kompetensi pada diri siswa tidak dapat diserahkan hanya pada kegiatan belajar-mengajar (KBM) di kelas, melainkan juga pada iklim kehidupan dan budaya sekolah secara keseluruhan. Setiap sekolah sebagai suatu kesatuan diharapkan mampu memberikan pengalaman belajar kepada seluruh siswanya untuk menguasai keempat kompetensi di atas sesuai dengan jenjang pendidikannya dan misi khusus yang diembannya.

Secara teoritik, penilaian efektivitas sekolah perlu dilakukan dengan cara mengkaji bagaimana seluruh komponen sekolah itu berinteraksi satu sama lain secara terpadu dalam mendukung keempat kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa. Namun, pada prakteknya, pandangan yang holistik ini sulit diimplementasikan secara sempurna karena keterbatasan pendekatan penilaian yang dapat digunakan. Oleh karena itu, pengertian penilaian sekolah efektif dirumuskan sebagai penilaian terhadap keoptimalan berfungsinya setiap komponen sekolah dalam mendukung penguasaan kompetensi yang harus dikuasai oleh siswa.

Lanjuuuttttt......

Administrasi Pendidikan

Oleh : Priadi Surya,M.Pd

1. Pengertian Administrasi Pendidikan

Administrasi pendidikan secara sederhana dapat dimaknai sebagai keseluruhan proses yang mengatur sumber daya untuk mencapai tujuan pendidikan dengan merencanakannya, melaksanakannya, dan mengendalikannya. Sesuai dengan pendapat Engkoswara (2001:2) yang mengatakan bahwa administrasi merupakan suatu ilmu, seperti yang dikemukakannya berikut ini:

Administrasi pendidikan ialah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana menata sumber daya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara produktif dan bagaimana menciptakan suasana yang baik bagi manusia yang turut serta di dalam mencapai tujuan yang disepakati bersama.

Melihat pendapat di atas maka kita dapat menganggap administrasi pendidikan sebagai panduan ilmiah bagi orang-orang yang menata sumber daya untuk mencapai tujuan pendidikan.

Mengacu kepada pendapat ahli di atas, dapat kita simpulkan bahwa administrasi pendidikan dapat dipandang sebagai ilmu maupun proses yang mendasarkan pada pengertian penataan sumber daya pendidikan guna mencapai tujuan pendidikan yang optimal sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

2. Ruang Lingkup dan Fungsi Administrasi Pendidikan

Pada dasarnya administrasi mengatur tiga fungsi utama, yaitu perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan. Maka dari itu diperlukan keterpaduan antara fungsi dan wilayah kerja administrasi pendidikan ini Hal ini selaras dengan pendapat Engkoswara (2001:3) yang mengemukakan bahwa:

“Fungsi utama perilaku berorganisasi dalam bidang pendidikan yaitu perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pendidikan yang menyangkut tiga bidang garapan utama sebagai berikut:

1. Sumber Daya Manusia (SDM), meliputi: peserta didik, tenaga kependidikan, dan masyarakat pemakai jasa pendidikan.
2. Sumber Belajar (SB), berupa alat atau rencana kegiatan yang akan dipergunakan sebagai media, di antaranya kurikulum.
3. Sumber Fasilitas dan Dana (SFD) sebagai faktor pendukung yang memungkinkan pendidikan berjalan sesuai dengan yang diharapkan

Gambar Ruang Lingkup Administrasi Pendidikan

Fungsi dan ruang lingkup administrasi pendidikan yang telah diuraikan di atas sudah selayaknya dijadikan sarana atau acuan kegiatan beorganisasi yang diharapkan dapat mencapai tujuan pendidikan secara produktif dengan menyelaraskan kepentingan pribadi maupun organisasi. Administrasi pendidikan yang diharapkan menghasilkan pendidikan yang produktif yaitu efektif dan efeisien.

Lanjuuuttttt......

About Me

My photo
Alowww para adpend-ers.... apa kabar...???? senang tulis menulis...??? senang berekspresi...??? punya aspirasi...??? sok ah derrrrr..... Bagi para adpend-ers yang ingin mengisi blog ini dapat mengirimkannya ke: alumni.adpend@gmail.com kami tunggu aspirasinya......!!!!